Tapal batas merupakan penanda garis pembatas/pemisah suatu wilayah (antara unit administratif atau antara unit regional geografis yg berbeda, baik fisik maupun budaya). Sering kali permasalahan muncul dikarenakan posisi atau peletakan tapal batas antara suatu wilayah dengan wilayah lain yang tidak dibarengi dengan koordinasi dengan batasan wilayah masing-masing sehingga sering memicu pertikaian/perselisihan antara kedua belah pihak.

Kejadian ini juga berlangsung diwilayah Hukum Polres Klungkung, dimana kejadian ini berawal pada tanggal 19 dan 21 Juli 2013 pihak terlapor Br Panca Dharma Santi Nusa Penida melakukan Pengrusakan Tapal Batas milik Br Mastulan Nusa Penida. Tentu Saja kejadian ini dilaporkan kepihak berwenang oleh Pelapor Br Mastulan Nusa Penida.

Untuk mencegah terjadinya ekses yang lebih buruk atau kejadian yang tidak diinginkan, Polres Klungkung mengambil inisiatif dengan melaksanakan mediasi kedua belah pihak yang bertikai. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin (2/6) di Aula Nusa Penida Harapan Polres Klungkung dengan dihadiri oleh Majelis Alit, Majelis Madya Desa Pekraman, Kapolsek Nusa Penida, para Bendesa Adat dan Keliahan Adat masing – masing pihak  dengan dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP I Nyoman Wirajaya, SH.MH dan menghadirkan masyarakat sebanyak 21 orang.

Guna menegetahui kesiapan Personilnya dalam melaksanakan Pengamanan Kampanye Pemilu Presiden Tahun 2014, senin (2/6) pukul 11.00 wita bertempat di Depan Lobby Polres Klungkung, Waka Polres Klungkung Kompol I Gusti Agung DA.,SIK.MIK yang didampingi oleh Pejabat Utama Polres Klungkung beserta kasi Tipol Polres Klungkung Ipda I Made Magiarta A. melaksanakan pemeriksaan terhadap Alkom yang dimiliki oleh personilnya.

Kegiatan diawali dengan memeriksa kelengkapan Alkom berupa HT yang dimiiki personilnya berdasarkan data yang ada di Sitipol Polres Klungkung. Kelengkapan yang dimaksud mulai dari jumlah Alkom yang dimiliki baik Polres maupun Polsek Jajaran dan Kondisi Alkom yang dimilki oleh Jajaran.

Secara keseluruhan Alkom yang dimiliki oleh Personil Polres maupun Polsek Jajaran dalam kondisi yang baik dan siap pakai dalam melaksanakan Pengamanan Pemilu Presiden tahun 2014 maupun dalam melaksanakan tugas Rutin.

Menindaklanjuti perintah Kapolres Klungkung mengenai pemeriksaan tahanan yang ada di Polres Klungkung, hari ini Senin (2/6) Tim gabungan dibawah pimpinan Waka Polres Klungkung Kompol I Gusti Agung DA.,SIK.MIK dengan didampingi oleh Kasi Propam Polres Klungkung Aiptu Ida Bagus Penatih dan Kasat Tahti Iptu I Ketut Sudiana melaksanakan pemeriksaan terhadap Tahanan yang berada di Polres maupun Polsek Klungkung.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 wita, dengan memeriksa Tahanan yang berada di Polres Klungkung. Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa jumlah tahanan, barang – barang yang berada di dalam sel tahanan dan memeriksa ruangan sel tahanan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan terjadi pada tahanan maupun mencegah masuknya barang – barang yang tidak diperbolehkan dibawa oleh tahanan seperti Hanphone, Sarung, dan lain-lain.

Selanjutnya pada pukul 09.30 wita, tim bergerak menuju Mako Polsek Klungkung di Desa Yang Api Selat Klungkung untuk melaksanakan pemeriksaan tahanan yang berada di mako Polsek Klungkung. Tim disambut oleh Kapolsek Klungkung Kompol I Ketut Sutaman serta pejabat Utama Polsek Klungkung. Dalam pemeriksaan kali ini tidak diketemukan pelangggaran – pelanggaran yang dilakukan baik oleh Tahanan maupun petugas jaga yang melakukan Penjagaan tahanan.

Same Sama Eufrasia Maria Florida yang biasa di panggil Bu Dewa, wanita kelahiran Ende 10 Januari 1966 ini merupakan salah satu contoh warakawuri yang berhasil menjadikan anaknya sebagai Anggota Polri. Hal ini terlihat dari pengumuman kelulusan calon anggota Polri T.A. 2014 Rabu, 28 Mei 2014 lalu.

Sebelumnya Bu Dewa merupakan Istri dari seorang Anggota Polri berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) (alm) I Dewa Gede Suastika yang telah meninggal dunia. Almarhum meninggalkan Bu Dewa dengan ketiga orang anaknya yang masih kecil dan sebuah rumah BTN yang masih ngontrak. Kehilangan seorang suami yang sekaligus merupakan tulang punggung bagi keluarga. Dengan kepergian dari suaminya, sontak saja kehidupan Bu Dewa berubah drastis, karena sebelumnya suaminyalah yang menjadi tulang punggung keluarga, beralih ke Bu Dewa yang menjadi tulang punggung keluarga dengan menanggung kehidupan tiga orang anak dan rumah yang masih mengontrak.

Tetapi Bu Dewa tidak pernah mengeluh dan mengharapkan belas kasian dari siapapun, dia tetap tegar dan berusaha untuk menyekolahkan anak – anaknya, dengan cara baik berjualan canang maupun berjualan ayam sehingga nantinya anak – anaknya dapat menjadi kebagaan keluarga nantinya. Tidak jarang Bu Dewa mengambil pekerjaan serabutan untuk menjadi tambahan untuk dapur dan bekal untuk anaknya bersekolah.