Ratusan umat hindu Polres Klungkung beserta keluarga mengikuti persembahyangan bersama pada saat piodalan dipura Mandara Kusuma Polres Klungkung, yang dilaksanakan tiap enam bulan sekali, bertepatan dengan Purnama Sasih Kedasa, Senin, 14/4. Piodalan Pura Mandara Kusuma Polres Klungkung, dipuput oleh Ida Pedanda Gede Griya Gunaksa yang diawali dengan tatabuhan dan tari rejang Dewa oleh Ibu-ibu PKK dan remaja banjar tusan dan topeng sidakarya dari Gianyar.

Piodalan merupakan upacara yang ditujukan untuk memperingati turunnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya yang keluar dari kahyangan dan turun kebumi. Darmawacana yang disampaikan Waka Polres Klungkung Kompol I Gusti Agung Dana Ariawan mengatakan, Persembahyangan bersama yang dilakukan oleh Umat Hindu Polres Klungkung, agar dijadikan kesempatan yang baik untuk memanjatkan puji syukur atas segala rejeki dan keselamatan yang telah diberikan Ida Sang Hyang Widi Wasa kepada kita.

Waka Polda Bali Brigjen Pol. Drs. I Gusti Raharja Subiyakta bersama Ketua Team Supervisi Mabes Polri Brigjen Pol. Drs. Suharya dan Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Yudatni Wirawati Sik hari ini Selasa, 8 April 2014, meninjau langsung kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2014, dengan berkunjung ke TPS-TPS di Wilayah Klungkung.

Kapolres Klungkung menjelaskan peninjauan langsung ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesiapan Polres Klungkung, selaku pengendali keamanan pelaksanaan Pemilu 2014.

Adapun TPS yang ditinjau adalah TPS 5, yang berlokasi di Balai Banjar Nesa, Desa Banjarangkan, dengan jumlah DPT 413 orang, di TPS tersebut Wakapolda Bali dan rombongan diterima Ketua PPS Anak Agung Gede Maharta Pemayun. Setelah itu dilanjutkan ke TPS 2 yang terletak di Banjar Gede, Desa Akah, Kecamatan Klungkung, dengan jumlah DPT 458 orang. Kemudian peninjauan dilanjutkan ke TPS 3 yang terletak di Banjar Pancingan, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan disini jumlah DPT sebanyak 398 orang.Selain meninjau TPS-TPS, kegiatan ini juga sebagai bentuk pengawasan terhadap personil Polri yang ditugaskan sebagai petugas pengamanan di TPS.

Satuan Reserse Narkoba Polres Klungkung dibawah pimpinan AKP I Dewa Gede Artana,S.Sos berhasil mengamankan Tersangka Abdullah Syafiq, 39 tahun, alamat jalan Diponogoro, No. 122 Kampung Lebah, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Klungkung, karena kedapatan sedang membawa narkotika jenis shabu.

Tersangka Abdullah Syafiq ditangkap di depan warung Jero Mega, tepatnya di Jalan Nakula, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Klungkung pada hari Jumat, tanggal 4 April 2014, sekitar pukul 18.15 Wita .

Penangkapan berawal dari imformasi masyarakat bahwa tersangka sering menggunakan narkotika jenis shabu, dari imformasi itulah Sat Narkoba Polres Klungkung melakukan pengembangan. Kemudian pada hari Jumat , tanggal 4 April 2014, sekitar pukul 18.15 Wita dilakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap tersangka Abdullah Syafiq, dalam penggeledahan tersebut ditemukan satu paket Kristal bening yang diduga mengandung sediaan narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan plastic bening, dengan berat 0,42 gram bruto atau 0,3 gram netto, yang dibungkus dengan kertas aluminium foil warna kuning emas .

Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Y.W. Sik membuat terobosan baru dengan cara mengharuskan seluruh anggotanya untuk menggunakan udeng / destar pada saat melaksanakan dinas yang berhubungan dengan adat, terbukti pada saat malam pengerupukan satu hari menjelang Hari Raya Nyepi banyak terlihat Anggota Polri pada waktu melaksanakan pengamanan pengarakan ogoh-ogoh sudah menggunakan udeng, namun tetap berpakaian kedinasan Polri.

Menurut Kapolres Klungkung, penggunaan udeng bagi setiap Anggota Polri Polres Klungkung adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, disamping untuk mempertahankan dan melestarikan budaya dan memelihara kearipan lokal.

Penggunaan udeng bagi seluruh Anggota Polres Klungkung merupakan ide, inovasihasil pemikiran sumbangsih Kapolres. Disamping ituPolres Klungkung menjadi innovator bagi penggunaan udeng / destar untuk seluruh Anggota Polri Daerah Bali, Jadi menurut Kapolres hal ini harus tetap dipertahankan dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan adat. Dikatakan juga, bahwa udeng (ikatkepala) untuk mengikat kepala agar rambut tidak berantakan, juga dikandung maksud melindungi kepala dari roh-roh jahat.