Polres Klungkung melaksanakan pelatihan Menajeman kepemimpinan tingkat Fist Line Superviser yang ditujukan kepada anggota bintara yang menduduki jabatan perwira pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 pukul 09.00 wita bertempat di Aula Gedung Nusa Penida harapan Polres Klungkung, dalam pelaksanaan pelatihan disamping difokuskan kepada bintara yang menduduki jabatan perwira juga di ikuti oleh seluruh pejabat utama dan jajaran Polres maupun Polsek hal tersebut dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pelayanan prima Kepolisian, materi pelatihan diberikan oleh I Putu Utama,SE, MM Staf pengajar Manajemen Sekolah tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Sebelum penyampaian materi oleh I Putu Utama,SE, MM Staf pengajar Manajemen Sekolah tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, pelatihan di buka oleh Kapolres Klungkung AKBP Dra. Ni Wayan Sri Y. W, SIK dan dalam pembukaan disampaikan bahwa dilaksanakannya pelatihan manajemen kepemimpinan tingkat fisrt line superviser terkandung maksud agar jajaran anggota Polres Klungkung dapat memberikan pelayanan prima Kepolisian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada rumusan pasal 13 Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan dalam pelatihan ini di perlukan semacam penyegaran untuk melihat apa yang menjadi tanggung jawabnya dan tupoksinya.
Kepolisian Negara Republik Indonesia didalam menjalan tugasnya itu berbeda dengan TNI, kalau TNI bertugas atas perintah/komando dalam bentuk pasukan sedangkan Polri bergerak perseorangan dalam melaksanakan tugas. sehingga diperlukan kemampuan bertindak yang dapat dipertanggung jawabkan kepada publik dan tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada, Polri juga harus dapat memelihara keamanan dan ketertiban, memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat serta dapat bertindak tegas sehingga perlu dibekali kemampuan kepemimpinan pada level terdepan dan sepanjang ini Polri menggunakan pola kepemimpinan semi dimasyarakat karena sebagai pelanggan Polri dalam pelayanan adalah masyarakat.
Pelayanan prima kepada masyarakat dimaksudkan untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat,tepat dan menyenangkan masyarakat sehingga harapan masyarakat terhadap Polri dapat terwujud dan pelatihan fisrt Line Superviser kepada level garis terdepan harus mempunyai keberanian dalam memngambil suatu keputusan tidak harus menunggu perintah tetapi mampu melasanakan tugas sesuai dengan Job Discription.
Pelatihan manajemen kepemimpinan tingkat fist line superviser merupakan suatu trobosan yang dilaksanakan oleh Kabag Sumda Polres Klungkung Kompol Drs. I Made Sukendra, terkandung maksud untuk membekali para Bintara yang menduduki jabatan Perwira tentang manajemen kepemimpinan karena Bintara-Bintara yang dipercaya tersebut paling terdepan dimasyarakat sekaligus mempunyai bawahan/anggota, sehingga implementasi dalam pelaksanaan tugas di lapangan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dari masyarakat dan mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan tidak bisa lagi harus menungggu perintah.
Bahwa pelatihan manajemen Kepemimpinan dengan menghadirkan I Putu Utama, SE, MM Staf pengajar Manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali membawakan materi tentang tujuan dilaksanakan latihan ini adalah memahami harapan masyarakat dan wisatawan terhadap POLRI,memahami pelayanan prima (service excellent) kepada masyarakat `dan wisatawan, memahami sikap-sikap profesional dalam melayani masyarakat dan wisatawan,memahami etika kerja pada pelaksanaan tugas penyelia (supervisor)
Bahwa Polisi dambaan masyarakat, Polisi yang profesional, “bersih, ” berwibawa, bermartabat, dan dicintai rakyat, yang mampu melaksanakan tugas memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, melindungi dan mengayomi serta memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, Polisi sipil dalam arti civilian police yang dekat dan bermitra dengan masyarakat, jujur, disiplin, santun, ramah, tidak arogan, tidak “angker” dan tidak berbuat sewenang-wenang
Polisi sebagai Sahabat masyarakat, dalam pelaksanaan tugas, polisi memerlukan partisipasi masyarakat, untuk itu, polisi harus benar-benar dekat dengan masyarakat (pelindung dan pelayan masyarakat), Pelaksanaan tugas polisi harus menggunakan pendekatan kemanusiaan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, mengedepankan pencegahan, bersifat edukatif dan persuasif, namun tidak meninggalkan sikap dan tindakan tegas. Untuk itu, masyarakat harus menjadi mitranya, teman bahkan sahabat baik. Polisi tidak selalu menempatkan diri sebagai penguasa tetapi justru harus mewujudkan kondisi agar masyarakat merasa memiliki dan mencintai Polisi.
Bahwa Bali (Klungkung) sebagai daerah pariwisata tentunya ada tantangan yang harus dihadapi oleh Polisi yaitu harus dapat menjaga citra yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta bagaimana mewujudkan harapan masyarakat dan wisatawan salah satu caranya adalah dengan melayani masyarakat dan wisatawan dengan baik. Jadilah sahabat yang baik. Agar citra Polri di mata masyarakat menjadi baik perlu ditingkatkan pembinaan mental, moral, dan etika profesi. Hal ini diharapkan dapat menjadi pendorong untuk menjadi polisi yang baik, yang mampu menunjukkan sikap, perilaku dan tindakan yang professional, pelayanan yang prima (service excellent) kepada masyarakat dapat menjadikan polisi menjadi sahabat masyarakat.Ditengah-tengah pelatihan pembawa materi juga menyinggung mengenai Pin yang dipasang/digunakan oleh anggota Polri jangan hanya slogan saja tetapi merupakan Komitmen untuk menunjukkan Pelayanan Prima, Anti KKN, Anti Kekerasan, juga disampaikan penilaian neggatif masyarakat terhadap Polri saat ini yaitu Arogan, Sosok yang “angker” dan menakutkan, adanya istilah ”denda damai” dan KKNMelindungi dan melayani masyarakat adalah Polri harus mampu membangun citra sebagai pelindung, dan pelayan masyarakat, serta pengabdi bangsa dan Negara, melindungi artinya menyelamatkan (memberi pertolongan, dsb) supaya terhindar dari mara bahaya, Melayani membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang (masyarakat)“Usaha memenuhi kebutuhan orang lain”